Jakarta, Depok Satu.com
Garuda Indonesia sebagai maskapai milik pemerintah, harus dibenahi dan ditertibkan. Supaya bisa meraih untung dan mandiri, tidak sebaliknya menjadi beban pemerintah.
Seperti yang selama ini terjadi. Termasuk membenahi kontrak-kontrak pembelian dan penyewaan pesawat yang disinyalir bermasalah dan ujungnya membuat Garuda merugi. Ini harus dijadikan momentum untuk menertibkan semua hal yang belum beres di Garuda.
Demikian Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mahfudz Abdurrahman di Jakarta, kemarin.
“Kita dikejutkan dengan pernyataan yang disampaikan oleh saudara Erick Tohir selaku Menteri BUMN RI dan Direktur Utama Garuda saudara Irfan Setiaputra, terkait persoalan sewa 12 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, dengan pihak Nordic Aviation Capital (NAC),” kata Mahfudz.
“Betapa selama ini Garuda menanggung kerugian yang besar selama mengoperasikan pesawat tersebut. Bayangkan sejak 2012, Garuda menanggung rugi sebesar US$ 30 Juta, yang dalam Rupiah sekitar 419 Miliar per tahun, berarti selama delapan tahun menanggung rugi yang sangat besar tiap tahunnya. Wajar saja selama ini Garuda menabung kerugian, bukan menabung untung. Ini baru dari urusan pesawat CRJ1000, belum lagi urusan lain,” ungkap Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Kota Depok dan Kota Bekasi ini dalam rilis yang disampaikan ke redaksi.
“Kita dukung penuh tekad Garuda untuk mengembalikan 12 pesawat tersebut, buat apa dipertahankan. Jadi beban yang berat untuk kita. Sejak awal pemilihan pesawat tersebut tidak tepat, karakteristik pesawat tersebut tidak cocok di Indonesia. Landasan bandara kita pendek, belum lagi kapasitas bagasi pesawat tersebut kecil dan biaya perawatan yang mahal. Kita tidak paham, kenapa Direksi Garuda pada masa itu memilih pesawat ini. Salah pilih yang bikin Garuda menanggung perih”. Lanjut Bendahara Umum DPP PKS ini.
Terkait dengan ancaman gugatan dari Nordic Aviation Capital kepada Garuda. Secara tegas Mahfudz Abdurrahman mengungkapkan, jangan takut Garuda. Hadapi saja gugatan dari lessor tersebut yang penting kita siapkan data dan argumen yang kuat.
“Kita harus serius membenahi Garuda, supaya Garuda bangkit menjadi maskapai yang kuat di dalam negeri dan tidak selalu menjadi beban bagi pemerintah. Ini pil pahit yang harus ditelan, untuk mewujudkan BUMN penerbangan kita yang sehat”.
“Saya juga menitip pesan ke jajaran Kementerian BUMN RI, khususnya kepada saudara Erick Tohir, untuk juga meneliti lebih mendalam ke BUMN lain. Bukan tidak mungkin mengalami kondisi yang tidak jauh berbeda dengan Garuda yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak disengaja atau bisa jadi ada kesengajaan, demi mendapatkan keuntungan pribadi. Kita tidak berharap itu terjadi, tapi perlu didalami, kita jadikan peristiwa di Garuda ini sebagai pemacu dan pemicu untuk mewujudkan BUMN yang berakhlak baik,” tutup Mahfudz Abdurrahman.Dib
0 Comments